Sistem Komunikasi Satelit

Sistem Komunikasi Satelit  


 Satelit adalah suatu perangkat microwave repeater station (stasiun pengulang gelombang micro) yang berfungsi untuk memperkuat sinyal yang berasal dari stasiun bumi serta memproses translasi frekuensi dari uplink frequensi yang terletak pada lebar bidnag frequensi mulai dari 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz menjadi downlink frequensi dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2GHz.
Pembagian Transponder Pada Satelit
            Lebar bidang frekuensi dalam satu transponder sebesar 40 Mhz, maka sesuai dengan bidang lebar frekuensi yang di gunakan pada satelit terdapat 12 transponder dengn polrisasi pertikal dan 12 transponder dengan polarisasi horizontal, dengan demikian jumlah keseluruhannya ada 24 transponder. Namun, dalam operasinya lebar bidang frekuensi transponder yang digunakan sebesar 36 Mhz, 2Mhz di sisi kiri dan kanan dari spectrum lebar bidang frekuensi transponder  merupakan frekuensi gap (guard band frequency) yang di maksudkan untuk pengamanan agar tidak terjadi interferensi antara transponder.
Keuntungan Dan Kerugian

-Keuntungan dari penggunaan SisKomSat yaitu:
            a.cakupan layanan yang cukup luas
            b. transmisi bersifat broadcast
            c.tidak tergantung pada jarak geografis
            d. kemampuan untuk melakukan berbagai jenis Multiple Acces
            f. bias diapalisasikan untuk jaringan akses
            g.bisa menyalurkan berbagai jenis layanan informasi.
-Kerugian dari penggunan SisKomSat adalah sebagai berikut.
            a.mempunyai delay yang cukup besar
            b.ketrbatasan daya dan bandwidth.
            c.kapasitas transmisi bit rate yang terbatas.
            d.persyaratan Teknis Operasi yang ketat.
            e.perlu adanya kordinasi dengan system satelit lainya.
            f.Up Front Cost tinggi (biaya launcing satelit tinggi)
            g.rentan terhadap pengaruh atmosfer

Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit ideal untuk satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi. Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit geostasioner secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km diatas permukaan bumi. Oleh karenanya disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
Gambaran Visual Satelit Indonesia
Sesuai dengan kesepakatan International Telecommunication Union (ITU), untuk menghindari terjadinya interferensi, setiap satelit ditempatkan dengan jarak dua derajat terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan sebanyak 180 satelit.
Bagaimana pun, dengan pandangan untuk memaksimalkan penggunaan slot orbital, penempatan satelit secara bersama-sama dilakukan secara menyebar. Penempatan satelit secara bersama-sama dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau hampir sekitar 30 km. Interferensisinyal dari penempatan satelit bersamaan dicegah dengan menggunakan polarisasi ortogonal. Pada saat bersamaan perlengkapan stasiun bumi dapat menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa orientasi ulang dari antena. Sinyal dapat di-diferensiasikan berdasarkan polarisasinya.
Segmen angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan satelit, mengatur peluncuran, dan memimpin tes awal dalam orbit dan kemudian mengoperasikan satelit-satelit ini secara komersial.
Fungsi utama satelit dikerjakan oleh transponder. Ada beberapa transponder atau repeater dalam badan satelit. Transponder ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
  • Penerima sinyal
Transponder menerima sinyal yang di uplink oleh VSAT atau Hub.
  • Translasi frekuensi
Frekuensi dari sinyal yang diterima ditranslasikan ke frekuensi yang berbeda, dikenal sebagai frekuensi downlink. Translasi frekuensi meyakinkan bahwa tidak ada feedback positif dan juga menghindari interferensiisu yang terkait.
  • Penguatan
Transponder juga menguatkan sinyal downlink.
Sejumlah transponder menentukan kapasitas satelit. Kapasitas transponder satelit untuk satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24 transponder yang terbagi atas 12 transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi vertikal. Tiap transponder memiliki bandwith 40 MHz.
Jenis band frekuensi Satelit sebagai berikut:
Frequency Band
Uplink (GHz)
Downlink (GHz)
C-Band
5.925 sampai 6.425
3.700 sampai 4.200
Ext- C-Band
6.725 sampai 7.025
4.500 sampai 4.800
Ku-Band
14.000 sampai 14.500
10.950 sampai 11.700
Pada komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit. Down link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .

Up Link dan Down Link
Di dunia Internasional, KU-Band adalah band frekuensi yang populer. KU-Band dapat mendukung trafik dengan ukuran antena yang lebih kecil dibandingkan C-Band atau Ext-C-Band. Tapi Ku-Band tidak tahan terhadap curah hujan tinggi sehingga tidak sesuai untuk digunakan di daerah Asia Tenggara. Keunggulan dan kekurangan masing-masing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti berikut:
Frekuensi
Keunggulan
Kekurangan
C-Band
· World wide availability
· Teknologi yang termurah
· Tahan dari redaman hujan
· Antena berukuran relatif lebih besar
· Rentan terhadap interferensi dari satelit tetangga dan terrestrial microwave
Ku-Band
· Kapasitas relatif besar
· Antena berukuran relatif lebih kecil (0,6 – 1,8 m)
· Rentan dari redaman hujan
· Availability terbatas (faktor regional)
Pada intinya satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu bandwidth dan tenaga amplifikasi. Pada kebanyakan jaringan VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang lebih terbatas dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.

Anatomi Satelit

.
Kedudukan Satelit
Jenis-jenis satelit bergantung kepada kedudukannya dengan permukaan bumi.
Ada 4 jenis satelit :
  • GEO -Geostaioner (geo-synchronous) earth orbit Geostasioner
  • MEO -Medium earth orbit
  • LEO -Low earth orbit Orbit bumi rendah
  • HEO -Highly elliptical orbit








http://ginanjar99.blogspot.com/2013/02/sistem-komunikasi-satelit_27.html

Komentar